Sunday, March 29, 2020

JEJAK SUKSES SEORANG PENULIS


PERJALANAN SUKSES SEORANG PENULIS


Oleh :
SITI FATONAH, S.Pd., M.Psi.


Mengungkapkan ide dan pemikiran melalui tulisan, itu sangat membanggakan.
Tulisan merupakan  cermin pemikiran kita.
Dengan tulisan dunia menjadi terlihat luas tanpa batas
Dengan tulisan hidup akan bermakna
Dengan tulisan hidup akan berharga
Dan bahagia

Suatu kebanggaan yang luar biasa bila karya dan tulisannya akan di hargai dan bermakna bagi orang lain. Tekadnya yang luar biasa, dan kerja kerasnya berwujud nyata. Dedikasi dan karya tulisnya sudah diakui oleh negara. Sudah sekitar 450 buku lebih buku ber ISBN hasil dari karyanya.  Dan dari kerja kerasnya pula, beliau meraih pemenang lomba Inobel tahun 2016, Bidang Sorak Kemdikbud. Beliau pegiat literasi dan juga sebagai Guru Bahasa Jawa di SMPN Baureno Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Penampilannya bersahaja, tetapi pemikirannya sangat luar biasa. Ide – idenya sangat cemerlang dan menginspirasi sekolah – sekolah di kotanya. Buah pikirannya membawa sekolahnya menjadi sekolah rujukan dalam hal penulisan. Bukunya menginspirasi siswa –siswanya untuk selalu berkarya. Menumbuhkan jiwa literasi yang luar biasa. Hingga dikenal sekolah literasi di kotanya, sehingga beliau dikenal banyak orang dan dikenal banyak pihak, beliau adalah Ibu Emi Sudarwati.

Pengalaman yang luar biasa diawal meniti karier sebagai penulis, di tahun 2013, beliau bergabung  di kelompok penulis PSJB ( Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Disini penulis menemukan dunia yang lain, dunia yang mengasyikkan dan dunia yang membawanya ke dunia antara nyata dan maya.  Tanpa ragu dan penuh semangat beliau bertemu dan berguru kepada JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro),  Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred  Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berbekal tekat dan keuletannya, beliau belajar dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis, akhirnya penulis mendapatkan pencerahan. Dan membawanya kepada inspirasi yang membuahkan karya siswanya  yang sudah terkumpul  dan bisa diterbitkan, oleh penerbit  Internsional Standart Book Nomber dan mendapatkan ISBN.


Diawal awal tahun 2014 beliau menerbitkan cerkak yang berjudul “Lung”, dan di penghujung tahun 2014, kembali beliau menorehkan penanya kembali, bekerja sama dengan PSJB, membuahkan karya – karya dan mendapatkan sambutan luarbiasa dari kepala sekolah, kepala dinas bahkan bapak Bupati Bojonegoro kala itu.

Penulis juga di datangi oleh salah satu wartawan radar Bojonegoro untuk wawancara.  Hari berikutnya, sudah tertayang di surat kabar harian Radar Jawa Pos Bojonegoro yang sangat terkenal. Darisini, semua penasaran dengan buku karya siswa tersebut, sehingga semua orang berebut buku di Toko Buku Nusantara Bojonegoro, karena penasaran dengan buku karya siswa tersebut. Mereka Ingin  meniru sepak terjangnya, dan ingin kelihat kunci kesuksesannya untuk belajar menulis serta menerbitkan buku. 

Buku karya beliau  dan siswa SMPN 1 Baureno  menjadi inspirasi bagi banyak sekolah.  Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain.  Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai media,  baik cetak maupun on line.  Akhirnya beliau bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.

Ditahun 2015 ini, penulis ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional.  Awalnya ada rasa tidak percaya diri.  Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi.  Akhirnya penulis mengirimkan karya inovasi, meskipun dengan setengah hati. Namun tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas.  Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, penulis diundang ke Jakarta untuk presentasi.  Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga.  Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan.  Meskipun belum mendapat juara, namun penulis sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.

Di samping itu, penulis juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT.  PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.  Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.  Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.

        Berangkat dari sinilah akhirnya beliau mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi.  Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.  Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi.  Dengan status baru ini, penulis merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga.  Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.  Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.

Di tahun 2016, beliau mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.  Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya.  Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya penulis ditugaskan lagi.  Ternyata tidak sia-sia.  Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta. Dan di tahun yang sama, beliau kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini bukan atas inisiatif  bapak kepala sekolah, tetapi keinginan beliau  sendiri.  Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi.  Kali ini bukan karya baru.  Namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.  Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).


Tidak lama seusai lomba, penulis mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda.  Belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu.  Berkunjung di dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia. Sepulang dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.

Pengalaman yang membahagiakan dan mengasyikkan , di samping belajar juga bisa berwisata keliling kota terindah di negeri ini.  Kali ini, semua peserta mendapat materi merubah naskah inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.

  Tidak berhenti sampai di situ, dan di tahun 2017, beberapa bulan berikutnya beliau  diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Tidak ingin melewatkan kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura. Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik.  Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut.  Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Paska menyandang predikat juara I Inobelnas, beliau belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama.  Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi.  Oleh karena itu, beliau tidak ingin kesepian dan berpangku tangan tanpa prestasi apapun. Naluri menulisnya tergerak, lalu mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku.  Beliau menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif.

Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah.  Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif,  berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan.  Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).

Ditahun 2018, ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah.  Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI).  Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan.  Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain.  Akhirnya penulis berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.


Sedang di Bojonegoro sendiri, penulis aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan. Selain di PBG, juga penulis juga aktif di PGRI.  Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan menulis buku.  Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis. 

Beliau memotivasi dan menghimbau  agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media.  Jangan berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat.  Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah.  Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman menulis itu sangat diperlukan.  Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula.  Dari proses tersebut kita belajar.  Belajar meminimalisir kekesalahan.

Ditahun 2019, beliau mengawali menerbitkan buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini ditulis berdua dengan suami.  Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia. Selanjutnya, di tahun yang sama.  Penulis ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah,  “Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia”.  Alhamdulilah impian ini bisa menjadi kenyataan. Selain ada tambahan menulis bersama penerbit Ilalang, beliau juga selalu menulis buku bersama anak didiknya SMP 1 Baureno dan Group Patungan Buku Inspiratif, sehingga ditahun itu beliau banyak menerbitkan buku-buku inspiratif. Dan juga.

Beliau sering menulis bertemakan pendidikan, keluarga, wisata dan kadang juga bertema bebas. Misalkan menulis novel, beliau menggunakan kata aku atau saya.  Tapi harus konsisten.  Sejak awal sampai akhir.  Kalau sudah menggunakan “aku ya aku”.   Kalau “saya ya saya” terus. Sedangkan untuk menulis esai, PTK, karya inovatif, skripsi dll, yang digunakan  adalah kata “penulis”.

Bila kepingin sukses menulis buku, Kuncinya adalah “banyak membaca buku”.  Misalnya ingin mengajak siswa menulis cerpen untuk dijadikan buku karya bersama siswa, apakah harus satu tema... atau boleh bermacam-macam ...?? Kalau cara saya.  Sebelum pembelajaran anak-anak baca buku.  Atau bisa 1 anak baca buku di depan, yang lain mendengarkan.  Kemudian semua mebuat ringkasan isi cerita tersebut.  Lalu saya tunjuk secara acak beberapa siswa membacakan ringkasannya.  Lama-lama anak akan memahami struktur cerita. Baru kita arahkan untuk menulis.

Beliau juga menulis buku bahasa jawa, karena buku bahasa Jawa jarang, sehingga beliau bertanggung jawab untuk nguri - nguri kebudayaan bangsa kita yang hampir punah.  Semua buku mudah ditulis jika sesuai dengan yang kita sukai. Misalkan  bila kita suka baca novel, pasti sangat mudah menulis novel. Dan bila kita menyukai karya inovatif, pasti akan mudah menulis karya inovatif.  Dan selain itu beliau juga memikirkan penerbitnya, dimana bila diperlukan biaya penerbitan, berarti harus mengetahuipenerbitnya pula, contohnya pernerbit Indie.

Bila kita membayar biaya penerbitan mandiri, berarti penerbit indie,  dan juga Majas Grup.  Di dalamnya Majas Group ada 3 penerbit. Yaitu : 1)  Majas, 2) Dwi Putra Jawa dan 3) Praktek Mandiri. Beliau menyukai penerbit Indie. Dikarenakan semua buah pikirannya pasti bisa diterbitkan. Yang terpenting, bisa menjadi penulis, distributor sekaligus penjual bukunya sendiri. Untuk pemasaran bukunya, beliau sering menitipkan bukunya di TB. Nusantara Bojonegoro, juga membawanya pada saat seminar atau workshop, juga sering memposting di media sosial. Tapi paling enak membuat buku patungan, tidak usah repot promosi, buku sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Misalkan buku hasil patungan 50 penulis. Masing2 penulis wajib membeli 10 eks.  Jadi buku langsung dicetak 500 eks.  Biaya produksi lebih murah juga.

Sebenarnya mimpinya di tahun 1997  adalah ingin melihat 30.000 naskah Jawa yang katanya tersimpan di Museum Leiden-Belanda. Alhamdulillah.... Mimpinya terwujud pada tahun 2016.  Bahkan ketika beliau sudah mulai melupakan mimpi itu, dan inspirasi menulisnys selalu muncul. Prinsipnya adalah SaGuSaBu (Satu Guru Satu Buku) & SaSis SaBu (Satu Siswa Satu Buku). Sehingga satu guru satu buku dan satu siswa satu buku.


Untuk menerbitkan buku ber ISBN , sangatlah mudah dan murah. Dan biaya penerbitannya tergantung jumlah halaman.  Beliau menyarankan untuk mengikuti program ini. Kirimkan naskah buku Bapak/Ibu Guru atau Siswa. Tentang apa saja sesuai bakat dan minat.  Misalkan: Kumpulan Puisi,Kumpulan Cerpen,Kumpulan Esai,Novel,PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ), Naskah INOBEL, Kumpulan Pantun, Kumpulan Resep, Kumpulan Cerpen Misteri. Jenis  huruf ,  Time new roman/12/1,5 dan ukuran kertas A5 dengan spasi 2:2;2;2.  Bila Naskah sudah lengkap dengan  kata pengantar, biografi dan foto dalam 1 file. Jangan dipisah-pisah.Nama file : “SaGu SaBu” spasi nama  atau “SaSis SaBu spasi nama”. Contoh : SaGu SaBu Emi atau SaSis SaBu Emi.

Buku adalah bukti sejarah.  Buku merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini.  Oleh karena itu, saya ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku.  Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri.  Semoga buku sederhana ini mengispirasi banyak orang.

Selalu lah menulis, jadikan hobi, lakukan dengan hati, mungkin saat ini tulisanmu bukan apa-apa, tapi kalo kamu konsisten dan bersabar maka tulisanmu bisa jadi luar biasa, tidak ada yg tak mungkin selagi kamu berusaha. Ibarat anak yang baru pandai berjalan. Ia akan slalu bangkit meskipum berkali - kali jatuh,  dan pada akhirnya dia akan berdiri kokoh....



v  Sadari kekuatan, talenta dan minat terbaik dalam diri kita dan jangan tergoda untuk mengurusi kelebihan dan kekuatan orang lain. Fokuskan energi kita untuk menjadi yang terbaik di bidang kita. Telusuri minat dan lakukan  hal-hal yang kita sukai dengan ikhlas dan terus belajar. Bila perlu tanyakan pendapat orang-orang terdekat  kita karena mungkin mereka mengetahui kekuatan yang mungkin tidak kita sendiri.


#  Keep Spirit, keep sharing and keep loving
#  part.14
#  sitifatonah


No comments:

Post a Comment