Thursday, March 12, 2020

MENGENAL MENULIS BLOG DENGAN TAKSONOMI BLOOM


MENGENAL MENULIS BLOG DENGAN TAKSONOMI BLOOM


Oleh :
SITI FATONAH, S.Pd., M.Psi.
SMAN I JENANGAN PONOROGO JAWA TIMUR


Perkembangan Blog semakin bagus, banyak orang sekarang sudah mengenal blog. Ada yang sekedar membaca, dan ada yang menulis untuk mengisi waktu luang dan hobinya. Dunia digital merupakan bentuk kemajuan teknologi yang mengintegrasikan dunia fisik, digital, dan biologis, sehingga terjadi perubahan mendasar dalam cara hidup manusia. Saat sekarang teknologi yang ada semakin berkembang dan terintegrasi. Di era digital 4.0 ini segala perkembangan semakin maju, Semua orang bisa ngeblog. Perkembangan jaringan internet saat ini sangat memudahkan orang untuk bisa ngeblog di mana saja dan kapan saja. Selanjutnya yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana membuat konten blog yang menarik. Membuat konten yang bisa menarik banyak pembaca memerlukan kemampuan tersendiri. Terutama dalam bidang dan tata kelola penulisan dalam blog.

Untuk menjadi penulis yang baik, merupakan  kegiatan yang menyenangkan jika kita giat berlatih, sehingga hasil tulisan kita, lebih baik. Jangan ragu untuk konsisten melatih kegiatan menulis kita. Selanjutnya untuk membuat konten blog menjadi menarik dan ramai pembaca bisa menggunakan konsep taksonomi bloom.
Bloom taxonomy atau biasa diindonesiakan dengan taxonomi bloom merupakan tingkatan berpikir yang terdiri dari;
1) mengingat
2) memahami
3) menerapkan
4) menganalisa
5) mengevaluasi
dan 6) menciptakan.  

Nomer 1, 2, dan 3 adalah kategori tingkat berpikir rendah, sedangkan nomer 4, 5, dan 6 kategori tingkat berpikir tinggi. 
Menurut Bapak Agus Sampurno, mengatakan bahwa dalam ngeblog menggunakan konsep taksonomi bloom tingkat berpikir tinggi yaitu menganalisa, mengevaluasi dan mencipta. Dikarenakan penjelasan tersebut tidak berada pada buku buku sehingga akan banyak orang yang mencarinya dan membutuhkan sebuah analisa, evaluasi dan ciptaan sesuatu yang baru.  Selain itu, konten blog yang berisi kategori tingkat berpikir rendah; mengingat, memahami, dan menerapkan, sudah sangat banyak.
Taksonomi Bloom , dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1.   Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2.   Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minatsikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3.   Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.


Menggunakan taxonomi bloom  untuk membuat konten-konten menarik di blog. Yaitu dengan membuat konten blog yang mengandung kategori tingkat berpikir tinggi; menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan. Alasan sederhananya bahwa ketiga hal tersebut tidak ada di buku. Sedangkan pasti banyak orang yang mencari dan membutuhkan sebuah analisa, evaluasi, dan ciptaan sesuatu yang baru.

Selain itu, konten blog yang berisi kategori tingkat berpikir rendah; mengingat, memahami, dan menerapkan, sudah sangat banyak. Apabila konten blog kita hanya berisi mengingat, memahami, dan menerapkan, apa bedanya blog kita dengan blog orang lain? Sehingga mengisi blog dengan konten tingkat berpikir tinggi menjadi celah, yang berarti sebuah kesempatan, untuk memancing banyak pengunjung dan pembaca berdatangan berkunjung membaca blog kita
                                 

     
 Dalam urutan taksonomi bloom, bisa juga diterjemahkan secara digital.

C1
:
Kita bisa memuat ulang tulisan orang lain di blog kita dengan menyertakan             sumbernya , ini dinamakan reblogging.

C2
:
Kita datang ke suatu acara pendidikan dan melaporkan kunjungannya, @WIJAYA KUSUMA lumayan sering tuh.

C3
:
Mulai belajar menulis dan melakukan swa editing alias dibaca lagi sebelum upload.

C4
:
Menulis mengenai sebuah fenomena pendidikan.

C5
:
MMebuat penilaian mengenai suatu fenomen. C6: membuat rekaman suara anda di podcast
C6

membuat rekaman suara anda di podcast

  

  

Dan sebagai penulis kita harus meneliti  dan caranya sangat mudah tinggal membaca dari situs situs berita terkini dll


 Saran dari Bapak Wijaya Kusuma , untuk penulis pemula menggunakan  C1-C3 .selanjutnya melanjutkan ke penulisan diarea  C3-C4 .

Membuat pokok pikiran tiap paragraph. biasanya saya mulai dengan paragraph 1 (situasi terkini serta masalah) Paragraph 2 (pembahasan), paragraph 3 (saran serta solusi) yang  sudah Percaya Diri. Setelah menulis dibaca lagi, 2 kali saja cukup, lebih dari dua kali akan dianggap tulisan anda tak bagus, istilahnya over thinking



Sekarang menulis tidak mesti mulai dari C1 anda bisa juga mulai dari yang anda bisa dan mengerti serta senang melakukannya
Saya menulis di blog sudah sejak 2007 dan sedang ada di titik New Status Quo, ini menarik dikarenakan sebagai insan kreatif kita semua mesti bersedia masuk dan tidak nyaman mengikuti pola perubahan yang terkadang tidak enak. (ada gambar orang tersandung dan jatuh di dasar jurang lalu kemudian bangkit kembali)

Hampir sama seperti gambar sebelumnya, jangan terlalu lama menimbang dan berpikir, kesuksesan datang ketika seseorang mencoba. Tidak ada yg sia sia, jika berhasil berarti anda sukses, jika gagal berarti anda belajar

Keterampilan menulis hanya bisa didapatkan dengan menggabungkan dan menghubungkan pengetahuan, dilaksanakan kemudian menjadi pengalaman. ini berlaku untuk semua hal, tidak hanya menulis. Jika bapak ibu tidak melakukan maka pengetahuan hanya jadi teori usang

Nah dalam membuat tulisan, menulis juga berarti belajar, dikarenakan jika sudah bertemu judul atau topik maka otomatis kita mesti tajamkan analisa dan riset sederhana sana sini. buat saya menulis adalah wujud kemedekaan dalam belajar. pilihannya ada pada anda, apakah ingin mengajari pembaca, memberikan arahan teknis, atau menjadi teman perubahan atau menginspirasi. Pengalaman akan lebih bermakna ketika pengetahuan yang kita miliki  saling memiliki keterkaitan dan mendukung setiap pengalaman yg kita lalui...

Menulislah sebelum anda jadi ahli dari sebuah hal yang anda tekuni. Menulis membuat anda dipaksa untuk terus memoles ide ide anda dan memaksa anda untuk belajar dan belajar. Dengan menulis anda jadi berbagi apa yang SEDANG anda pelajari, dan anda akan menarik orang orang yang lebih ahli dari anda untuk berbagi ilmunya pada anda. Lebih banyak tulisan yang anda hasilkan, akan lebih cepat proses belajar anda

Penulis yang baik harus merencanakan kegiatan menulisnya. Persipan berupa tahan menulis, revisi terhadap tulisan dan menjadi tulisan yang utuh siap untuk dipublikasikan. Dalam buku “Terampil menulis “disebutkan jenis tulisan terbagi menjadi dua, tulisan non fiksi dan tulisan fiksi. Tulisan nonfiksi adalah tulisan yang berisi fakta dan kenyataan nyata. Sedangkan tulisan fiksi merupakan tulisan yang isinya berupa tulisan imajinasi /karangan pengarang atau pendapat seseorang. 

Mereka ikhlas berbagi ilmu dan pengalamannya. Kawan kawan nara sumber yang saya minta tidak ada satupun yang dibayar. Padahal bila anda mengundang mereka, perlu dana yang tidak sedikit untuk biaya transportasi dan akomodasi. Juga honor narasumber yang tidak sedikit.

          Fokuslah pada tujuan, bukan kepada rasa takutmu. Belajar untuk mengkoreksi diri sendiri terlebih dahulu untuk sadar kekurangan diri sendiri.karena untuk mengkoreksi hidup orang lain kita tiak perlu belajar sama sekali.




#Keep Spirit, keep sharing and keep loving
#part.7
#sitifatonah


No comments:

Post a Comment